Rabu, 17 Oktober 2012

CERITA HIKMAH ISLAMI

“Kisah Orang yang Memukuli Ayahnya”

Di sebuah jalan raya, terlihat ada seorang pemuda belia, berkulit coklat, berotot kuat, di tangannya sebuah tongkat keras, yang dia gunakan untuk memukuli seorang laki-laki tua yang telah berusia enam puluh tahun. Orang tua itu berbadan kurus, diam tidak mengaduhkan pukulan tersebut. Orang-orang di sekitarnya berkerumun melihat mereka berdua, bermaksud hendak membebaskannya. Salah seorang dari mereka berkata kepada pemuda itu, “Mengapa kamu memukuli orang tua malang ini? Tidakkah kamu takut kepada Allah?” Orang yang lain berkata, “Apa yang telah diperbuatnya sehingga kamu memukulinya dengan keras seperti ini?”
Akan tetapi pemuda itu terus memukuli orang tua tersebut dan tidak menoleh sedikit pun kepada mereka. Orang yang lain lagi berkata, “Tidakkah kamu takut kalau ada seseorang yang memukuli ayahmu seperti ini?”

Kemudian orang (yang terakhir) itu menoleh kepada orang-orang di sekitarnya dan mengatakan kepada mereka, “Kalian harus mengadukan pemuda ini kepada ayahnya, barangkali dia akan menegur dan memarahinya. Siapa yang mengetahui ayah dari pemuda yang kejam ini?”
Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang terlihat memiliki wibawa dan kehormatan. Dia berkata dengan tenang, “Aku tahu pemuda ini, dan aku tahu siapa ayahnya. Sesungguhnya pemuda itu sedang memukuli ayahnya. Orang tua malang yang dipukulinya ini adalah ayahnya sendiri.” Mendengar hal itu orang-orang tercengang, raut wajah mereka berubah karena keterheranan yang amat sangat.
Sungguh aneh, bagaimana mungkin ada seorang anak yang memukuli ayahnya sendiri dengan kejam seperti ini? Mereka pun menyerang pemuda itu dan membebaskan sang ayah dari pukulan anaknya. Namun sambil terengah-engah, ayahnya berkata, “Biarkan aku, sungguh Allah Ta’ala telah membalasku. Dahulu ketika aku masih muda, aku pernah memukuli ayahku sama seperti ini, hanya karena dia meminta sebagian uang dariku.” Orang-orang merasa takjub karena keadilan Allah Ta’ala. Allah berfirman,artinya, ”Dan sekali-sekali tidaklah Rabbmu menganiaya hamba-hamba(Nya).” (Fushshilat: 46). ( Aqibah Uquq al-Walidain, hal. 130-131.)
Di posting oleh : Abu Thalhah Andri Abdul Halim, dinukil dari : “Sungguh Merugi Siapa yang Mendapati Orang Tuanya Masih Hidup Tapi Tidak Meraih Surga”, karya : Ghalib bin Sulaiman bin Su’ud al-Harbi. Edisi terjemah cet. Pustaka Darul Haq Jakarta.


"Calon penghuni syurga"


”Suatu saat ketika Rasulullah saw sedang duduk – duduk bersama sahabatnya, Rasulullah s.a.w bersabda, “Sebentar lagi, salah satu ahli surga akan muncul di hadapan kalian.” Tak lama, seorang laki-laki dari kaum Anshar muncul dengan sisa air wudhu masih menetes dari janggutnya. Ia menenteng terompah di tangan kirinya.
Hari berikutnya, Rasulullah mengulang perkataannya dan orang itu kembali melintas seperti pada kali pertama. Di hari ketiga, Rasulullah mengulang perkataannya, dan kejadian itu kembali terulang.
Mendengar ucapan Rasulullah, Abdullah bin Amr mengikuti lelaki yang dimaksud Rasulullah lalu berkata kepadanya, “Aku bertengkar dengan ayahku, aku tidak akan menemuinya tiga hari, apakah engkau berkenan memberiku tempat menginap?” lelaki itu menjawab, “Silahkan, dengan senang hati.”
Abdullah bin Amr pun menginap di rumah lelaki itu hingga tiga malam berlalu dan Abdullah belum melihat dari laki-laki itu melakukan amal yang disebut sebagai penghuni surga. Sehingga Abdullah memberanikan diri bertanya, “Sudah tiga hari disini, aku tidak melihatmu mengerjakan amal yang membanggakan. Mengapa Rasul menyebutmu sebagai salah satu calon penghuni surga?”.
Lelaki itu menjawab, “Aku memang tidak melakukan amalan-amalan yang istimewa, tetapi sebelum tidur, aku mengingat kesalahan-kesalahan saudaraku seiman, lalu aku berusaha untuk memaafkannya. Aku hilangkan rasa dengki dan iri terhadap karunia Allah yang diberikan kepada saudaraku.”
Setelah mendengar itu, Abdullah berkata, “Ya, itulah yang menyebabkan engkau disebut sebagai calon penghuni surga.”
Salam Ukhuwah sahabat..^_^

 
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa pada suatu hari Luqman Hakim telah masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar, dan anaknya mengikut dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, setengah orang-orang pun berkata, ‘Lihat orang tua itu yang tidak punya rasa kasihan karena anaknya dibiarkan berjalan kaki.”
Setelah mendengarkan desas-desus dari orang-orang maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat yang demikian, maka orang di passar itu berkata pula, “Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya enak saja menaiki himar itu, sungguh kurang adab anak itu.”
Mendengar kata-kata orang di pasar itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang ramai kini berkata lagi, “Lihatlah itu dua orang menaiki seekor himar, sungguh sangat menyiksa himar itu.”
Kerana tidak suka mendengar percakapan orang-orang di pasar itu, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, “Dua orang kok berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dikenderai, betapa bodohnya mereka”
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Luqman Hakim telah menasihatai anaknya tentang sikap manusia dan ocehan mereka, katanya, “Sesungguhnya tidak akan terlepas seseorang itu dari pergunjingan manusia. Dan hanya orang yang berakal yang akan mengambil pertimbangan hanya kepada Allah S.W.T saja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam setiap urusan hidupnya.”
Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, “Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, iaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya), dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya.”

 
Untukmu para wanita yang dirindui SyurgaNya
Ingat ukhty, janganlah sekali kali kalian membuka diri kepada lelaki yang sudah beristri,
Janganlah sekali kali kalian berbicara dengan suara lemah lembut kepada Ajnaby terlebih lebih kepada orang yang telah beristri,
Kau tau ukh ?? apa yang kita kerjaakan hari ini akan mendapat Balasannya dikemudian hari,
Kau tau ukh ?? betapa hancurnya hati istri yang suami nya ternyata suka ngobrol dengan wanita lain
Kau yakin tidak ukh Jika suatu saat pun kau akan merasakan hal yang sama ??
Ingat itu ukh !! Semua akan ada balasannya
Sungguh, Wanita adalah makhluk terindah yang diciptakan Allah Ta’ala, namun juga fitnah terbesar bagi lelaki.
Wajahmu adalah fitnah bagi lelaki.
Telapak tanganmu dapat membuka fitnah bagi lelaki.
Suara wanita adalah aurat jika dilemah-lembutkan dan dapat menimbulkan syahwat atau hal-hal yang tidak baik pada lelaki yang berpenyakit hatinya,
wallahu a’lam.

Untukmu para wanita yang dirindui SyurgaNya
Ingat ukhty, janganlah sekali kali kalian membuka diri kepada lelaki yang sudah beristri,
Janganlah sekali kali kalian berbicara dengan suara lemah lembut kepada Ajnaby terlebih lebih kepada orang yang telah beristri,
Kau tau ukh ?? apa yang kita kerjaakan hari ini akan mendapat Balasannya dikemudian hari,
Kau tau ukh ?? betapa hancurnya hati istri yang suami nya ternyata suka ngobrol dengan wanita lain
Kau yakin tidak ukh Jika suatu saat pun kau akan merasakan hal yang sama ??
Ingat itu ukh !! Semua akan ada balasannya
Sungguh, Wanita adalah makhluk terindah yang diciptakan Allah Ta’ala, namun juga fitnah terbesar bagi lelaki.
Wajahmu adalah fitnah bagi lelaki.
Telapak tanganmu dapat membuka fitnah bagi lelaki.
Suara wanita adalah aurat jika dilemah-lembutkan dan dapat menimbulkan syahwat atau hal-hal yang tidak baik pada lelaki yang berpenyakit hatinya,
wallahu a’lam.

0 komentar: