Pengenalan Jaringan Komputer
14.48
By
Muhammad Akbar
Komputer
0
komentar
2.1.
Pengertian
Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah himpunan antara 2 komputer atau lebih yang
saling terhubung dengan media transmisi kabel dan tanpa kabel (wireless).
Dua unit komputer atau lebih dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling
bertukar data atau informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti: file,
printer, dan lain-lain.
2.2. Topologi Jaringan
Topologi adalah
suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya sehingga
membentuk jaringan. Cara saat ini yang banyak digunakan adalah topologi Bus, topologi
Ring, dan topologi Star. Masing-masing topologi ini mempunyai ciri khas, dengan
kelebihan dan kekurangannya sendiri.
2.2.1. Jenis-jenis topologi jaringan
a. Topologi
Bus
Pada topologi Bus digunakan sebuah kabel
tunggal atau kabel pusat di mana seluruh workstation dan server dihubungkan.
Gambar 2.1 topologi jaringan bus
Keuntungan :
Ø Hemat
kabel.
Ø Pengembangan
jaringan atau penambahan workstation baru dapat
dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain.
Kerugian :
Ø Deteksi
dan isolasi kesalahan sangat kecil.
Ø Kepadatan
lalu lintas pada jalur utama.
Ø Kelemahan
dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka
keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.
Ø Diperlukan
repeater untuk jarak jauh.
b. Topologi Ring
Di dalam topologi
Ring semua workstation dan server dihubungkan
sehingga terbentuk suatu pola lingkaran atau cincin. Tiap workstation ataupun
server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu komputer ke komputer
lain, bila alamat-alamat yang dimaksud sesuai maka informasi akan diterima dan
bila tidak, informasi akan dilewatkan.
Gambar 2.2 topologi jaringan ring
Kelemahan dari topologi ini adalah setiap node
dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola informasi yang dilewatkan dalam
jaringan, sehingga bila terdapat gangguan di suatu node maka seluruh jaringan akan
terganggu.
Keunggulan topologi Ring adalah tidak
terjadinya collision atau tabrakan pengiriman data seperti pada topologi Bus,
karena hanya satu node dapat mengirimkan data pada suatu saat.
c. Topologi
Star
Pada topologi Star, masing-masing workstation
dihubungkan secara langsung ke server atau HUB. Keunggulan dari topologi tipe
Star ini adalah bahwa dengan adanya kabel tersendiri untuk setiap workstation ke
server, maka bandwidth atau lebar jalur komunikasi dalam kabel akan semakin
lebar sehingga akan meningkatkan unjuk kerja jaringan secara keseluruhan. Dan
juga bila terdapat gangguan di suatu jalur kabel maka gangguan hanya akan
terjadi dalam komunikasi antara workstation yang bersangkutan dengan server,
jaringan secara keseluruhan tidak mengalami gangguan. Kelemahan dari topologi
Star adalah kebutuhan kabel yang lebih besar dibandingkan dengan topologi
lainnya.
Gambar 2.3 topologi jaringan star
Keuntungan :
Ø Paling
fleksibel.
Ø Pemasangan/perubahan
stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan lain.
Ø Kontrol
terpusat.
Ø Kemudahan
deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan pengelolaan jaringan.
Kerugian :
Ø Boros
kabel.
Ø Perlu
penanganan khusus.
Ø Kontrol
terpusat (HUB) jadi elemen kritis.
2.3. Protokol Jaringan
Protokol merupakan himpunan aturan-aturan yang
memungkinkan komputer satu dapat berhubungan dengan komputer lain.
Aturan-aturan ini meliputi tata cara bagaimana agar komputer bisa saling
berkomunikasi. Bila dicontohkan dengan komunikasi verbal manusia, Seperti
halnya dua orang yang berlainan bangsa, maka untuk berkomunikasi memerlukan
penerjemah/interpreter atau satu bahasa yang dimengerti kedua belah pihak. Jadi,
Protokol jaringan adalah berbagai protokol yang terdapat dari lapisan teratas
sampai terbawah yang ada dalam sederetan protokol.
Dalam dunia komputer dan telekomunikasi interpreter
identik dengan protokol. Untuk itu maka badan dunia yang menangani masalah standarisasi
ISO (International Standardization Organization) membuat aturan baku yang
dikenal dengan nama model referensi OSI (Open System Interconnection). Dengan
demikian diharapkan semua vendor perangkat telekomunikasi haruslah berpedoman
dengan model referensi ini dalam mengembangkan protokolnya.
Model referensi OSI terdiri dari 7 lapisan, mulai dari
lapisan fisik sampai dengan aplikasi. Model referensi ini tidak hanya berguna
untuk produk-produk LAN saja, tetapi dalam membangun jaringan Internet
sekalipun sangat diperlukan.
Gambar 2.4 tingkatan OSI layer
2.3.1. Layer Phisycal
Fungsi : bertanggung jawab untuk mengaktifkan dan
mengatur physical
interface jaringan komputer. Contoh : Hub dan
Repeater.
2.3.2. Layer Datalink
Fungsi : mengatur topologi jaringan, eror notification
dan flow control.
Contoh : switch dan bridge.
2.3.3. Layer Network
Fungsi : meneruskan paket-paket data ke node-node
berikutnya yang di tuju dalam suatu jaringan. Contoh : Router.
2.3.4. Layer Transport
Fungsi : bertangung jawab atas keutuhan dari transisi
data. Lapisan ini sangat penting karena bertugas memisahkan lapisan tingkat
atas dengan lapisan tingkat bawah. Pada lapisan ini data diubah menjadi segmen
atau data stream. Contoh : TCP, UDP, SPX
2.3.5. Layer Session
Fungsi : membuka, mengatur dan menutup suatu session
antara aplikasiaplikasi. Contoh : OS dan Penjadwalan suatu aplikasi
2.3.6. Layer Presentation
Fungsi : bertangung jawab untuk merepresentasi grafik,
enkripsi, type data dan visual image. Contoh : JPEG, GIF, ASCII, EBCDIC
2.3.7. Layer Aplication
Fungsi : memberikan sarana-sarana pelayanan pada
jaringan komputer untuk aplikasi-aplikasi pemakai dan mengadakan komunikasi
dari program ke program. Contoh : Telnet, HTTP, FTP, WWW Browser, SMTP Gateway
/ Mail Client (eudora, outlook, thebat,…)
2.4. Subnet
Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP
address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan
untuk menetukan batas network ID dalam suatu subnet, digunakan subnet mask. Konsep
subnetting dari IP Address merupakan teknik yang umum di gunakan di internet
untuk mengefisiensikan alokasi IP address dalam sebuah jaringan upaya bias
memaksimalkan penggunaan IP Address. IP address yang sering digunakan saat ini
adalah IP address versi 4. Jumlah IP address versi 4 sangat terbatas, apalagi
jika harus memberikan alamat semua host yang ada dalam satu jaringan.
2.4.1.
IP Address Versi 4
IP address merupakan pengenal yang digunakan untuk
memberi alamat alamat pada tiap-tiap komputer dalam jaringan. Format IP address
adalah bilangan 32 bit yang tiap-tiap 8 bit-nya dipisahkan oleh tanda titik.
Adapun format IP address dapat berupa bentuk biner (xxxxxxxx. xxxxxxxx.
xxxxxxxx. xxxxxxxx. Dengan x merupakm bilangan biner 0 atau 1). Atau
dengan bentuk tiga bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh titik.
Bentuk ini di kenal dengan dotted decimal (xxx. xxx. xxx. xxx. Dimana
xxx merupakan nilai oktet yang berasal dari 8 bit)
Dikenal dua cara pembagian IP address, yaitu classfull
dan classless addressing. Classfull merupakan metode pembagian IP
address berdasarkan kelas IP address.
A.
Pengalokasian IP address
IP address terdiri atas dua bagian, yaitu network ID dan host ID. Network
ID menunjukan nomor network, sedangkan host ID mengindentifikasi host dalam
satu network. Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih
network ID dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi
ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address
seefisien mungkin
B.
Kelas-kelas IP address
Kelas-kelas IP
address digunakan Untuk mempermudah pemakaian bergantung pada kebutuhan pemakai, IP
address dibagi dalam tiga kelas seperti diperlihatkan pada tabel dibawah :
Kelas
|
Network ID
|
Host ID
|
A
|
xxx.0.0.1
|
xxx.255.255.254
|
B
|
xxx. xxx.0.1
|
xxx. xxx. 255.254
|
C
|
xxx. xxx. xxx.1
|
xxx. xxx. xxx.254
|
Tabel 2.1 Kelas-kelas IP address versi 4
Kelas A : IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host
yang sangat besar. Range IP 1.xxx.xxx.xxx. – 126.xxx.xxx.xxx, terdapat 16.777.214
(16 juta) IP address pada tiap kelas A. Pada IP address kelas A, network ID
ialah 8 bit pertama, sedangkan host ID ialah 24 bit berikutnya. Dengan
demikian, cara membaca IP address kelas A, misalnya 111.45.5.1 ialah:
Network ID : 111
Host ID : 45.5.1
IP address di atas berarti host nomor 45.5.1 pada network nomor 111.
Kelas B : IP address kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan
berukuran sedang dan besar. Pada IP address kelas B, network ID ialah 16 bit pertama,
sedangkan host ID ialah 16 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IP
address kelas B, misalnya 132.92.121.1 ialah :
Network ID = 132.92
Host ID = 121.1
IP address di atas berarti host nomor 121.1 pada network nomor 132.92. Dengan
panjang host ID 16 bit, network dengan IP address kelas B dapat menampung 65.532
host. Range IP 128.0.xxx.xxx – 191.255.xxx.xxx.
Kelas C : IP address kelas C awalnya digunakan untuk jaringan berukuran
kecil (LAN). Host ID ialah 8 bit terakhir. Dengan konfigurasi ini, bisa
dibentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 254 host atau
IP address. Range IP 192.0.0.xxx – 223.255.255.x.
C.
Metode classless addressing.
Metode ini merupakan metode pengalamatan IP versi 4 tingkat
lanjut, muncul karena ada kekhawatiran persediaan IP versi 4 berkelas tidak
akan mencukupi kebutuhan sehingga perlu diciptakan metode lain untuk
memperbanyak persediaan IP address.
1.
Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Diperkenalkan oleh lembaga IETF pada tahun 1992,
merupakan konsep baru untuk mengembangkan supernetting dengan Classless
Inter-Domain Routing.
CIDR menghindari cara pemberian IP address tradisional
menggunakan kelas A, B, dan C. CIDR menggunakan network prefix dengan panjang
tertentu. Prefix-length menentukan jumlah bit sebelah kiri yang akan
dipergunakan sebagai network ID.
Jika suatu IP address memmiliki 16 bit sebagai network
ID, maka IP address tersebut akan diberi prefix-length 16 bit yang umumnya
ditulis sebagai /16 dibelakang IP address. Contoh 192.151.51.0 /16. Oleh karena
dalam pembagian IP address menggunakan metode ini tidak mengenal kelas, CIDR
dapat mengalokasikan kelompok IP address dengan lebih efektif.
Subnet mask (biner)
|
Decimal
|
CIDR
|
11111111. 11111111.00000000. 00000000
|
255.255.0.0
|
/16
|
11111111. 11111111. 11111111. 00000000
|
255.255.255.0
|
/24
|
11111111. 11111111. 11111111.10000000
|
255.255.255.128
|
/25
|
11111111. 11111111. 11111111.11000000
|
255.255.255.224
|
/26
|
Tabel 2.2 contoh subnet mask
0 komentar: